PEMUKA Buddha di Myanmar, biksu Ashin Wirathu menyebut seorang utusan PBB pelacur dan wanita jalang. Komentar Biksu Wirathu tersebut datang saat dlakukannya unjuk rasa pekan lalu menentang lawatan utusan PBB bernama Yanghee Lee saat melihat kondisi muslim Rohingya.
Sementara pejabat Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein mendesak pemerintah Myanmar mengecam keras biksu Ashin Wirathu.
Al Hussain mengatakan komentar Wirathu tergolong ucapan yang dapat memicu kebencian. Ia juga menilai bahwa komentar tersebut melecehkan dan tidak menghargai martabat wanita.
Wirathu sendiri dalam wawancara BBC menolak tuduhan bahwa dirinya memicu kebencian.
“Saya tidak menyesal. Kata-kata yang saya tidaklah kasar. Ketika itu saya berbicara tentang isu nasional, bukan berceramah tentang agama,” kata Wirathu seperti dilansir BBC Kamis,(22/1/2015).
Wirathu mendekam di penjara selama hampir sepuluh tahun setelah dinyatakan bersalah memicu kebencian terhadap orang-orang Islam. Ia juga dikenal sebagai pemimpin gerakan 969 yang mengatakan Myanmar adalah negara Buddha dan mestinya ada pembatasan atau boikot terhadap warga Muslim. [ra/islampos]